BI Sebut Utang Luar Negeri Indonesia masih Aman, Meski sudah Tembus Rp5.220 Triliun

Daftar Isi

    JAKARTA- Direktur Eksekutif/Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Aida Budiman menjelaskan Bank Indonesia memiliki kebijakan yang komprehensif dan konsisten menjamin utang luar negeri (ULN) aman dan terkendali.

    "Karena ULN itu adalah bagian dari sumber pembiayaan dalam negeri. Seperti diceritakan current account itu kan masuk dalam financial account yang merupakan bagian aliran modal, nah di situ masuk ULN," kata Aida dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (24/1/2019).

    Pernyataan yang disampaikan Aida ini menyikapi utang luar negeri Indonesia periode akhir November 2018 tercatat US$ 372 miliar atau setara dengan Rp 5.220 triliun (kurs Rp 14.000). Terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 183,5 miliar serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 189,3 miliar.

    Dikatakan Aida, BI saat ini atau pihak yang menarik utang selalu memperhatikan risiko-risiko yang mungkin ditimbulkan. Ini karena setiap penarikan utang akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan.

    "ULN yang diperlukan sesuai perekonomian itu aman. Saat ini kan hampir separuh swasta dan publik dan juga ada 80 persen utang untuk jangka panjang, jadi tidak ada ULN jangka pendek yang bisa cepat keluar," jelasnya seperti dilaporkan detik.com.

    Secara tahunan, ULN Indonesia pada akhir November 2018 tumbuh 7,0% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 5,3% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber baik dari pertumbuhan ULN pemerintah maupun ULN swasta.

    ULN pemerintah tumbuh meningkat pada November 2018. Posisi ULN pemerintah pada akhir November 2018 sebesar US$ 180,5 miliar atau tumbuh 4,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,3% (yoy). Posisi ULN pemerintah tersebut meningkat US$ 5,1 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik selama November 2018.

    Kemudian untuk ULN swasta pada November 2018 mengalami peningkatan. Posisi ULN swasta pada akhir November 2018 tumbuh 10,1% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7% (yoy). Posisi ULN swasta pada akhir November 2018 tersebut bertambah US$ 7,1 miliar dari posisi pada akhir bulan sebelumnya, terutama didorong oleh neto pembelian surat utang korporasi oleh investor asing.

    ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 73,9%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pada bulan sebelumnya (72,9%).

    Struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2018 yang tetap stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 84,8% dari total ULN.

    "Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ujarnya.(rdh)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel BI Sebut Utang Luar Negeri Indonesia masih Aman, Meski sudah Tembus Rp5.220 Triliun
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar