Daftar Isi
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tiga penyebab terjadinya kekacauan di sejumlah negara. Ilustrasi. (REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE).
Lancang Kuning, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tiga penyebab terjadinya kekacauan di sejumlah negara seperti Sri Lanka dan Amerika Serikat (AS).
Sri Lanka dikatakan bangkrut karena tidak mampu membayar utang. Sementara, Amerika Serikat tengah berada di ujung resesi.
"Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan risiko-risiko stagflasi dan inflasi di global dan terjadi di berbagai negara," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (23/6), dikutip CNN Indonesia.
Pertama, risiko dari perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan gangguan rantai pasok energi dan pangan dunia. Ini tercermin dari tingginya harga-harga komoditas di pasar internasional.
"Ini kemudian sebabkan tingginya harga energi dan harga pangan global," kata dia.
BI memperkirakan harga minyak dunia akan mencapai rata-rata US$103 per barel hingga akhir tahun ini.
Kedua, pengetatan kebijakan moneter yang ditempuh Amerika Serikat (AS) dan berbagai negara maju di kawasan Eropa. Bank Sentral AS The Fed bahkan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin di bulan ini.
"Kenaikan suku bunga ini tentu menurunkan permintaan dan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Ketiga, risiko dari perlambatan ekonomi di China yang disebabkan oleh melonjaknya kasus covid-19 di negara tersebut.
"Seluruh faktor ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi global risiko ke bawah. Kami perkirakan semula ekonomi global tahun 2022 bisa mencapai 3,4 persen, bacaan kami terakhir dengan tiga faktor ini dapat turun menjadi 3 persen di akhir 2022," ungkap Perry.
Komentar