Daftar Isi
Foto: Istimewa
Lancang Kuning, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Prof Dr Huzaemah Tahido Yanggo menjelaskan, menyambut hari lahir (maulid) Nabi Muhammad SAW dengan merayakan peringatan Maulid Nabi SAW merupakan sesuatu yang baik.
Dia mengatakan, banyak maslahat yang terkandung di dalam peringatan Maulid Nabi SAW. "Orang yang memukul rata semua bidah, akan mengatakan bahwa memperingati maulid itu bidah karena tidak dilaksanakan Nabi SAW. Tetapi bidah ini ada yang baik dan ada yang tidak baik," tutur Guru Besar Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu kepada Republika.co.id, Rabu (4/11).
Huzaemah mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, "Siapa yang menggagas sesuatu yang baik (yang belum ada di zaman Nabi SAW) maka dia dan orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala dari gagasannya itu. Sementara bila sesuatu yang digagas itu tidak baik, maka mendapatkan dosa bagi yang menggagas dan yang melakukannya."
Peringatan Maulid Nabi, terang Huzaemah, memiliki kebaikan karena selain untuk mengenang perjuangan Nabi SAW, juga sebagai sarana dakwah. Apalagi setiap Muslim diperintahkan untuk mengajak orang lain berbuat baik dan menjauhi larangan Allah SWT.
"Kita disuruh untuk amar ma"ruf nahi mungkar. Jadi peringatan Maulid Nabi ini, di samping untuk syiar Islam, juga untuk memperbarui keimanan kita, karena manusia suka lupa dengan perjuangan Nabi karena sibuk dengan berbagai urusan dunia," kata Rektor Institut Ilmu Al-Qur"an (IIQ) Jakarta itu, dilansir LKC dari Republika.co.id
Dengan adanya peringatan Maulid yang umumnya diisi ceramah atau tausyiah, lanjut Huzaemah, setiap Muslim diingatkan kembali tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan Islam dahulu, riwayat hidup dan ajaran-ajarannya.
"Dengan begitu iman kita bisa bertambah lagi sebagai dorongan untuk mengingat kembali bagaimana Nabi Muhammad SAW agar bisa kita teladani di dalam hidup dan kehidupan kita agar kita bahagia di dunia dan selamat di akhirat," kata dia.
Dari sisi sejarah digelarnya Peringatan Maulid, Huzaemah menyampaikan, itu bermula dari ide Shalahuddin Al-Ayyubi saat memimpin perang menghadapi tentara Salib. Untuk membangkitkan semangat umat Muslim kala melawan serangan tentara Salib, Sholahuddin pun menggelar peringatan Maulid Nabi.
"Supaya orang-orang saat itu terkenang lagi bagaimana perjuangan Nabi Muhammad, sifat-sifat beliau. Dengan demikian, tentara Islam semangat kembali dan akhirnya mereka menang menghadapi serangan tentara Salib," ucap dia. (LK)
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks
Komentar