Daftar Isi
Foto: Personel Posmat Bagikan Sembako di Flores Timur. (Website TNI AL)
Lancang Kuning – Sungguh sebuah anugerah bagi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut memiliki sosok prajurit seperti Serka Mes Muhammad Sangidun ini.
Bagaimana tidak, berkah dari kebaikannya yang ditanamkannya kepada masyarakat, masyarakat pun dengan suka hati membantu meringankan tugas-tugasnya dalam menjaga bumi pertiwi.
Baca Juga: Kekerasan Seksual dan Sikap Cabul Tentara Pria Bikin Aib Militer AS
Jadi ceritanya begini, Serka Sangidun merupakan Komandan Pos Pengamatan Flores Timur. Sejak bertugas di wilayah terpencil ini dia dengan sukarela merogoh koceknya untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat setempat. Termasuk dalam kondisi pandemi Virus Corona atau COVID-19 seperti sekarang ini.
Dalam kondisi sulit itu, Serka Sangidun dan anggotanya di Posmat Flore Timur menyisihkan sebagian rezeki untuk dibelikan sembako dan dibagikan pada masyarakat yang bermukim di Desa Pesisir.
Baca Juga: Baju APD Buatan Indonesia Lolos Standar Internasional
"Hal ini merupakan bentuk kepedulian kami (Posmat) kepada masyarakat sekitar, dan merupakan aplikasi dari perintah Pangkoarmada II Laksda TNI Heru Kusmanto kepada jajarannya melalui Komandan Lanal Maumere, untuk selalu memperhatikan keadaan rakyat di sekeliling akibat pandemi COVID-19," kata Serka Sangidun dikutip VIVA Militer (Viva) dari situs resmi TNI AL.
Namun, berkat kepedulian itu, masyarakat pun tak sungkan membalasnya. Tapi bukan dalam bentuk sembako pula.
Tiba-tiba saja hati warga setempat tergerak untuk membantu tugas Serka Sangidun dan anggotanya. Warga menyerahkan senjata api rakitan. Tak tanggung-tanggung ada 4 sekaligus diserahkan.
Untuk diketahui, wilayah tempat tugas Serka Sangidun ini merupakan daerah rawan konflik warga. Karena itulah ada warga yang memang menyimpan senjata api untuk mempertahankan diri dari keributan antar kampung itu.
Yang paling tak disangka lagi, seorang warga menyerahkan 8 bom ikan berikut 12 detonator. Dan dia mengaku ingin bertobat dan tak akan menangkap ikan lagi dengan menggunakan bahan peledak. Dan berjanji beralih ke pola penangkapan dengan jaring saja.
Bom ikan itu biasa dipakai untuk menangkap ikan. Karena memang penduduk di desa itu mayoritas adalah nelayan. Tapi penangkapan ikan pola ini tak cuma membahayakan nelayan, melainkan juga merusak alam laut. (LK)
Komentar