Opini: Wabah Pandemi Membuktikan DPR Sebagai 'Dewan Pengkhianat Rakyat'

Daftar Isi

     

    Foto: Syafrul ardi, Presma UNRI

    Lancang Kuning, PEKANBARU - Negara yang sedang dirundung pilu oleh meningkatnya wabah dinegeri, para korban yang selalu berjatuhan hingga garis terdepan pun menerima akibatnya sebagai pahlawan agar kasus ini selesai dari tanah air. 

    Baca Juga: Pemerintah Minta Masyarakat Tak Buka Puasa Bersama

    Belum lagi masyarakat yang miskin semakin miskin akibat dampak ini namum belum terlihat sebenarnya kehadiran pemerintah mengatasi persoalan ini. Warung-warung kecil yang tetap dibuka namun para pembeli tak lagi hadir sehingga banyak pula yang ikutan tutup, maka dari mana pula mereka mencari penyambung kehidupan mereka kedepan nya ketika warung sudah tutup.

    Baca Juga: Permukiman Warga dan Masjid Disemprot Cairan Disinfektan

    Apalagi yang tak bersuami yang biasanya istri menggantungkan kehidupan ditengah ramainya masyarakat  dengan berjualan keliling. Sudah hadirkah masyarakat?
     

    Baca Juga: Tempat Wisata di Pekanbaru

    Ternyata hal yang diatas tidak terpikirkan nampaknya oleh pemerintah kita termasuk dewan pilihan rakyat dan yang paling menggemaskan adalah #temanbantuteman yang dilakukan oleh Menkumham Yasonna Laoly yang berkesempatan ingin melepaskan para Napi termasuk napi koruptor walaupun sudah diklarifikasi untuk tidak melakukan nya namun pribadi saya masih sangat tidak menerima hal yang demikian dan saya sangat mengecam hal itu karna niat dari beliau sudah ditampakan untuk melakukan pembebasan tersebut.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Dewan pengkhianat rakyat juga tidak melupakan kesempatan yang ada saat ini,  yakni diam diam didalam rumah rakyat mereka merayap bak kucing yang sedang mencuri santapan yang lahap dengan keadaan tiarap membahas segala bentuk RUU yang belum diterima oleh rakyat, misalnya Omnibus Law, RUU pemasyarakatan dan yang lebih nya RUU KUHP.

    Ini benar-benar tidak masuk akal dengan kondisi begini mereka (red:dewan pengkhianat rakyat) masih memfokuskan hal demikian seolah mereka didesak untuk cepat menyelesaikan dan kejar-kejaran untuk menyelesaikan RUU yang begitu kontra dikalangan masyarakat.

    Bagi mereka kondisi begini tidak masuk ke hal utama yang seharusnya mereka awasi semisal anggaran yang baru dikeluarkan Jokowi beserta kebijakan lain nya, namun mereka dengan sangat semangatnya lebih mengutamakan untuk menyelesaikan RUU tersebut dan men-sahkan-nya.

    Ini perilaku yang dirasa sangat mencemari budaya negara kita,  dimana dengan kondisi yang sangat memilukan seharusnya para elite memikirkan jalan keluar untuk mengatasi kondisi ini bukan malah ambil kesempatan dalam kesempitan.

    Kita menilai para pemegang kebijakan sebenarnya sedang berbahagia disaat kondisi begini terlihat dari apa yang terjadi.  Kita benar-benar sangat mengecam dewan pengkhianat rakyat yang jika sampai mensahkan keseluruhan RUU ditengah kondisi ini.

    Rekomendasi yang kita berikan untuk DPR tidak lain adalah mengawasi segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan Covid-19 dan serta melihat kondisi rakyat menengah kebawah yang sedang kesulitan ekonomi dikarenakan dampak dari wabah ini.  

    Jika hal demikian juga tidak menjadi prioritas oleh mereka maka sangat disayangkan mosi tidak percaya kepada DPR RI harus sama-sama kita gaungkan dan kita sampaikan berkabungnya kita terhadap meninggalnya rasa kemanusiaan yang ada di dihati para anggota dewan, mari sama sama kita sampaikan DPR adalah dewan pengkhianat rakyat. (LK/Rls)

    Penulis: Syafrul ardi, Presma UNRI
    Inisiator sri indrapura onfire
    Kategori: Opini

    Catatan: Segala bentuk tulisan dan opini yang disampaikan diatas merupakan tanggung jawab penulis

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Opini: Wabah Pandemi Membuktikan DPR Sebagai 'Dewan Pengkhianat Rakyat'
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar