Manfaat Metode Npv

LancangKuning.com - Sebelum kita bahas tentang manfaat dari NPV (Net Present Value) ada baiknya kita paham terlebih dahulu tentang metode NPV. Metode NPV bukan hal yang baru bagi orang-orang yang biasa di perusahaan. Metode ekonomi keuangan berdasarkan NPV ini sebenarnya memiliki banyak persamaan dengan BEP (Break Event Point) namun yang menjadi factor pembedaan yang sangat kentara di antara kedua metode ini adalah variable yang di gunakan saat perhitungan.

Secara umum atau sederhananya NPV adalah total uang “bersih” yang di miliki perusahaan setelah di kurangi oleh biaya-biaya yang lain jadi dengan adanya NPV ini dapat diketahui jumlah uang yang menjadi parameter bagus atau tidaknya kondisi keuangan dalam suatu perusahaan.

Net Present Value adalah metode yang cukup popular di antara manager perusahaan karena metode ini banyak di gunakan untuk menjadi acuan perhitungan untuk investasi.

Baca juga : Tempat Wisata di Riau

Berikut ini adalah Manfaat menggunakan NPV sebagai metode perhitungan untuk investasi :

Keuntungan dari metode Net Present Value ini :

• Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)

Memperhatikan nilai waktu dari pada uang artinya nilai uang yang sekarang ini ada pada kita lebih berharga dari pada di masa yang akan datang. Misalnya, uang yang akan kita terima dari hasil investasi pada akhir tahun ini nilainya akan menjadi lebih rendah kalau kita terima pada akhir tahun depan. Konsep inilah yang di ambil oleh metode NPV

• Mendahulukan aliran kas bertambah di awal 

Artinya investasi yang benar dan menguntungkan berdasarkan metode NPV adalah investasi yang cepat menghasilkan uang dan menambah jumlah kas.

• Selalu memperhatikan aliran kas pada masa proyek atau investasi 

Metode NPV selalu berusaha supaya perusahaan tetap mengalami keseimbangan saat berinvestasi.

Baca juga : Kelebihan Logika Fuzzy

Berikut ini adalah contoh penerapan NPV dalam kehidupan sehari-hari, mari kita simak sebuah kasus berikut:

Mari kita perhatikan di lema sebuah perusahaan sepatu yang sedang berpikir untuk memperbesar pasar dari lini produknya. Kita sebut saja perusahan sepatu ini sebagai perusahaan A.

Perusahaan A tahun ini mengalami banyak keuntungan dan kesuksesan berkat satu produk sepatunya, namun kesuksesan tersebut masih belum cukup menurut bos perusahaan A di karenakan perusahaan tersebut terlalu bergantung pada satu produk itu saja, sang bos ingin perusahaan menghasilkan banyak brand sepatu yang terkenal.

Bos perusahaan tersebut sekarang sedang memikirkan untuk memutuskan apakah akan mengeluarkan RP 1 M untuk memperluas fasilitas produksi di perusahaan A tersebut atau menghabiskan Rp 2,5 M pada pabrik baru untuk menghasilkan desain sepatu yang inovatif yang kita sebut perusahaan B.

Perusahaan A memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam bidang penjualan, mereka konsisten menjadi perusahaan top seller dan berprofit yang bagus. Di sisi lain, perusahaan B masih bermodalkan desain sepatu saja dan staff penjualan mereka pun belum tahu berapa sepatu yang akan dapat mereka jual. Meskipun mereka belum dapat dengan percaya diri pada penjualan produksi sepatu tersebut namun mereka miliki prediksi bahwa sepatu itu akan menjadi hot item di pasaran.

Berdasarkan perhitungan NPV perusahaan A lebih memiliki keuntungan apabila mereka memerlukan uang hanya untuk mengembangkan produksi perusahaan mereka sendiri. Namun, ini berarti bahwa lini produk Perusahaan A masih akan bergantung hanya pada satu produk. Padahal bos perusahaan telah menyatakan bahwa dia ingin lebih banyak diversifikasi karena terlalu berisiko untuk hanya memiliki satu produk di pasar sepatu sneaker yang cepat berubah.

Baca juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

Membangun pabrik baru untuk sepatu perusahan B akan membutuhkan biaya awal RP 2 M, perusahaan A perlu pergi ke bank dan meminjam uang sebanyak ini. Atau, perusahaan dapat mendanai Rp 1 M, yang akan memperluas produksi Perusahaan A dari arus kas internal.

Proyek Perbandingan kedua proyek ini menunjukkan kelebihan dan kekurangan menggunakan NPV. Metode ini memang memberikan beberapa wawasan awal tentang kelayakan finansial dari berbagai proyek, tetapi sering kali ada faktor kualitatif lain yang harus dipertimbangkan.(Ifana)