Sejarah dan Kebudayaan Suku Buru

Daftar Isi

    Lancang Kuning.com - Suku Buru merupakan etnik yang tinggal di pulau Buru dan beberapa pulau lainnya di Maluku. Pulau Buru berasa di Kepulauan Maluku yang merupakan salah satu pulau terbesar di sana. Dulu pulau ini dikenal sebagai pulau pengasingan karena ribuan orang dibuang dan disiksa disebabkan oleh dituduh pemerintah Orde Baru sebagai anggota partai komunis yang dimusuhi oleh razim.

    Sejarah Suku Buru

    Pada awalnya penduduk asli Pulau Buru tinggal di daerah pedalaman, seperti pegunungan, lembah, dan perbukitan. Secara berangsur-angsur penduduk suku Buru mulai pindah dan tinggal di pesisir pantai. Penduduk asli Buru yang tinggal di pesisir di sebut alifuru oleh penduduk suku Buru yang masih tinggal di pegunungan.

    Suku Buru berkomunikasi menggunakan bahasa Buru. Tidak hanya menggunakan bahasa Buru mereka juga memakai bahasa Melayu Ambon dengan logat khas Suku Buru. Orang-orang Suku Buru menyebut diri mereka Gebfuka artinya orang dunia, selain itu mereka juga menyebut diri mereka Gebemliar artinya orang tanah. Mereka memiliki 3 alasan menyebut diri mereka seperti sebutan itu, yaitu sebagai berikut:

    1. Suku Buru Merupakan suku asli yangt tinggal di Pulau Buru, Kabupaten Maluku.
    2. Disesbkan kehidupan mereka yang sangat dekat dengan tanah yang berarti bahwa mata pencarian mereka bertani atau berladang.
    3. Suku Buru merupakan pemburu yang ulung. Suku Buru berburu dengan menggunakan senjata tradisinal seperti parang lurus dan tombak pendek.

    Sao atau Marga

    Penduduk Suku Buru menangagap bahwa semua lahan yang ada di Pulau Buru milik mereka yang dibagi berdasarkan marga. Pemimpin pada suku Buru berdasarkan pada kesamaan soa atau lebih dikenal dengan marga serta kesamaan adat yang berhubungan dengan batas hak ulayah masing-masing marga yang ada.

    Pada dasarnya marga yang ada di Suku Buru ada dua yaitu noropito dan noropa. Noropito adalah marga asli Pulau Buru sedangkan Noropo adalah marga pendatang yang memilik empat marga. Pendatang Suku Buru datang  dari Ternate, Madura, Kolamsusu(Buton) dan Tasijawa(jawa). Noropito memiliki tujuh marga. Munculnya tujuh marga diawali oleh lahirnya tujuh anak dari sepasang suami istri yang menjadi landasan munculnya tujuh marga. Tujuh marga asli suku Buru yaitu waitemu, hain, waeula, kahhana, gewagi, watnerang, dan waehiri. Marga asli Buru dipimpin oleh Taksodi dari marga waehiri. Untuk marga pendatang dipimpin oleh Holong dari marga batman yang ada Wayapo.

    Awalnya kedua marga tinggal di pegunungan, namun tujuh marga asli mengutuh salah satu marga untuk pergi ke pesisir menjadi raja.  Jabatan yang ada pada marga suku Buru yaitu

    1. Kepala marga yang mengepalai marga, kepala marga dipilih menurut kesepakatan toko-tokoh marga. Kepala marga bertugas untuk mengatur semua masalah yang berhubungan dengan masyarakat pada satu marga. Mulai dari masalah masyarakat sampai dengan masalah adat.
    2. Polisi merupakan jabatan yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah yang ada pada marga yang tidak bisa diselesaikan secara internal oleh kepala marga.
    3. Kawasan merupakan jabatan yang sama dengan kepala dusun. Biasanya terdapat lima kawasan dalam satu marga. Kawasan mengetahui semua urusan yang bersangkutan dengan marga. Tidak hanya itu kawasan juga bertugas membantu kepala marga.
    4. Marinjo merupakan jabatan yang berfungsi menyabarkan undangan apabila akan ada kegiatan, atau menyebarkan informasi kepada penduduk adat.
    5. Gebopuji berfungsi sebagai imam untuk menjaga tempat-tempat sakral.(Tifa)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sejarah dan Kebudayaan Suku Buru
    Sangat Suka

    20%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    40%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    40%

    Komentar