Daftar Isi
TEMBILAHAN, Lancang Kuning.Com - Bayi yang meninggal setelah persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau, atas nama keluarga pasangan Enggi (48) dan Jelita (40).
Bayi yang meninggal tersebut menimbulkan pertanyaan, sehingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menggelar Hearing bersama Direktur RSUD Dr H Irianto di Ruangan Komisi lV.
Dr H Irianto menyebutkan, tindakan yang dilakukan pihak rumah sakit pada saat itu sudah berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) RSUD dan terkait bayi yang meninggal tersebut sudah di berikan pelayanan dengan baik oleh Dokter Spesialis Kandungan.
"Kalau ibunya terkena penyakit
Polihidramnion dan bayi terkena penyakit Sindrom Down," kata Irianto, Senin (18/7/16) di ruangan DPRD.
Irianto juga menjelaskan bahwa pihaknya mengakui terhadap pelayanan RSUD pada saat ini tidak bagus, mulai dari ramah tamah Dokter dan dari segi pelayanan. Padahal kata Irianto, pihaknya sudah memberikan pelatihan seluruh tim medis mereka.
"Kemarin kita sudah berikan pelatihan-pelatihan kepada Dokter, Bidan dan Tim Medis. Tapi hanya 3 bulan saja yang berlaku," tambahnya.
Selain itu juga, Irianto mengeluhkan anggaran di RSUD sangat terbatas, 1 bulan belanja dengan total sekitar 12 Miliyar. Pihaknya juga menambahkan ruangan rumah sakit saat ini sudah dianggap lengkap dan Dokter Spesialis pada tahun ini sudah lengkap.
Sementara itu, Ketua Komisi lV H Adrianto meminta dan mendesak pihak rumah sakit dapat mengubah sistem pelayanan dengan baik dan kedepan tidak ada lagi bayi yang meninggal untuk tahun berikutnya.
"Saya hanya minta komunikasi, pelayanan dan medis di RSUD harus Profesional dalam menanggani pasien," ungkap H Ardianto di ruangan Hearing. (Ydi)
Komentar