Daftar Isi
Foto: Ilustrasi uang
Lancang Kuning, PEKANBARU - Direktur Keamanan dan Ketertiban (Dirkamtib) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas), Abdul Aris, membagikan tips agar Lapas dan Rutan selalu kondusif. Ini disampaikannya saat kunjungan kerja ke Riau, Selasa (11/10/22).
Arahannua disampailan dihadapan Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Mhd Jahari Sitepu, dan Kepala Divisi Pemasyarakatan, Mulyadi, Kepala UPT se-Pekanbaru plus Kepala Lapas Tembilahan. Kegiatan penguatan ini juga diikuti oleh jajaran Petugas Pemasyarakatan se-Pekanbaru.
Diawali laporan dari Kepala Lapas Pekanbaru, Sapto Winarno, dan sambutan Kakanwil Kemenkumham Riau, Aris mengatakan masih banyak terjadi tindakan-tindakan yang mencoreng nama baik Pemasyarakatan. Utamanya adalah peredaran narkoba, telpon genggam, dan pungli yang terjadi dari balik tembok penjara.
“Hal ini perlu kita sikapi. Banyak modus dalam menyelundupkan barang-barang ilegal ini, termasuk menyuap petugas. Tentunya dibutuhkan komitmen kuat, sanksi yang tegas, serta menumbuhkan nilai-nilai integritas bagi seluruh jajaran,” katanya.
Aris juga menyebut pentingnya menyelesaikan masalah sekecil apapun dengan cepat dan tuntas. Tingkatkan sinergitas dengan aparat hukum lainnya serta aktifkan fungsi intelijen.
“Jangan remehkan aduan dan laporan dari masyarakat. Segera tindaklanjuti kebenarannya, apabila terjadi pelanggaran, tegakkan SOP dengan memberikan sanksi. Jangan biasakan menumpuk masalah, tuntaskan itu semua walaupun masalah sepele,” tutur Aris didepan peserta kegiatan yang dipusatkan di Lapas Kelas IIA Pekanbaru ini.
Lapas dan Rutan juga harus merangkul para warga binaan. Lakukan pendekatan humanis dan terapkan aturan tanpa diskriminasi. Mari kita bersama-sama mengelola ini, agar Pemasyarakatan semakin baik, semakin maju. Ubah mindset masing-masing, orientasi berfikir jangan hanya bekerja demi uang. Kalau sudah dikuasai nafsu, maka apapun dilakukan. Tindakan pungli, menjadi bagian dari pengedar narkoba, penyelundup barang ilegal kedalam lapas, dan sebagainya.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga marwah Pemasyarakatan ini. Sudah banyak contoh perbuatan menyimpang, adanya oknum petugas lapas/rutan terlibat narkoba, dan ada yang menyelundupkan HP. Selama ada HP didalam lapas, maka narkoba juga akan sulit diberantas. Maka itu, optimalkan seluruh aspek pengamanan dan harus solid juga. Harus saling kerja sama dan mengawasi,” ujarnya.
Terakhir, Aris mengingatkan agar memperhatikan tingkat overstay warga binaan. Jangan sampai WBP yang seharusnya sudah bebas, masih kita tahan karena kelalaian kita. Jangan pula terlalu dekat dan percaya dengan WBP. Kebanyakan WBP berfikiran labil, tiap menit berubah isi pikirannya. Hal ini terbukti dari beberapa kejadian kaburnya tamping yang sudah sangat dipercaya dibeberapa lapas/rutan di Indonesia.
“Yang terpenting lagi adalah bekerjalah dengan ikhlas. Banyak-banyak juga menolong orang disekitar, dan jangan lupa bersedekah. Kita di Pemasyarakatan ini banyak bersandar dari pertolongan Tuhan Yang Maha Esa demi menjaga ribuan orang dengan kekuatan pengamanan yang minim,” tutup Abdul Aris.
Selepas memberikan arahan, Dirkamtib dan rombongan berkesempatan menikmati Kopi Robusta Mantap Jiwa yang merupakan racikan warga binaan Lapas Pekanbaru. Kopi yang sudah terbukti enak dan nikmat ini menjadi salah satu bentuk pembinaan keterampilan dibawah Seksi Kegiatan Kerja Lapas Pekanbaru.
Sehari para warga binaan bisa menjual 200-an gelas kopi dan jus buah, dengan keuntungan rata-rata Rp300 ribu. Keuntungan dibagi kepada koperasi lapas, upah bagi WBP, dan disetorkan pula ke negara dalam bentuk PNBP.
Lapas Pekanbaru tidak hanya melaksanakan fungsinya untuk menjaga keamanan dan ketertiban, tapi turut memberikan skil dan keterampilan agar WBP nanti dapat hidup menjadi manusia yang mandiri tanpa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang melanggar hukum kembali.
Komentar