Ini Langkah Strategis BPS Riau Menuju Sensus Penduduk 2020 Lanjutan Tahun 2022

Foto: Dok. Humas. (MCR) 

 

Lancang Kuning, PEKANBARU - Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik (BPS), Ali Said menyampaikan bahwa BPS telah mempersiapkan langkah strategis menuju Sensus Penduduk (SP) 2020 lanjutan yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2022 mendatang.

Ali Said menyebutkan, adapun beberapa langkah strategis yang dilakukan BPS tersebut yaitu yang paling mendasar adalah BPS mencoba melakukan penguatan bagaimana manfaat SP2020 lanjutan.

Dari hasil SP2020 lanjutan, sebutnya akan memotret pergeseran demografi dan indikator demografi yang dihasilkan dan akan dapat memberikan inside mengenai transisi demografi dan serta global lainnya.

"Langkah berikutnya adalah penguatan manajemen pelaksanaan dengan jumlah sampel hampir mencapai 4,3 juta rumah tangga, proses SP2020 lanjutan harus betul-betul diawasi pelaksanaannya agar sesuai dengan target yang ditentukan," ucapnya saat menghadiri secara virtual rapat koordinasi SP2020 yang diselenggarakan BPS Riau, di Labersa Hotel, Kamis (24/3/2022).

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS ini menerangkan, upaya berikutnya yang tidak kalah penting untuk pelaksanaan SP2020 adalah reorientasi pada kebermanfaatan dan tidak berhenti pada penyediaan data saja.

"Tentunya hasil SP2020 diharapkan dapat memberikan inside dalam penyempurnaan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," sebutnya.

Selain itu menurutnya, BPS juga mencoba melakukan mitigasi pada petugas di lapangan. Jadi terangnya, menjalang SP2020 dilakukan pendataan petugas di lapangan yang disesuaikan dengan pemanfaatan teknologi saat ini. Seperti ketersediaan smartphone yang mendukung dari petugas.

"Tentu perlu melihat mitigasi pada petugas yang ada di lapangan," ungkap Ali Said.

Ia menambahkan, BPS juga berupaya melakukan penguatan perencanaan BPS daerah. Yaitu melalui penguatan database mitra SP2020 lanjutan berdasarkan alokasi tugas, sehingga semua wilayahnya sudah terpetakan.

Selanjutnya melakukan patokan atau identifikasi wilayah sampel, dan identifikasi mitigasi tantangan wilayah berdasarkan sinyal tingkat kesulitan dan lain-lain. Identifikasi potensi pendukung lapangan misalnya ketersediaan internet di kantor desa kemudian membuat langkah-langkah solusinya.

"Juga diperlukan langkah perencanaan pengawasan lapangan dengan pemanfaatan dashboard dynamic weighting," tutupnya.

 

(Mediacenter Riau/ip)