Sssst! Ada Traktor 'Hantu' yang Bisa Jalan Sendiri

Daftar Isi

    Foto: Puti Aini Yasmin

    LancangKuning.Com, JAKARTA - Bekerja di sebuah perkantoran saat ini masih menjadi dambaan semua anak muda. Hampir tidak ada yang mau bekerja sebagai petani mengingat teriknya matahari, lumpur dan sulitnya masa tanam.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata petani berumur di kisaran 50 tahun. Angka ini jelas menunjukan bahwa sedikit minat anak muda yang mau ikut terjun ke dunia pertanian.

    Miris rasanya tak ada yang mau menjadi petani di negara yang dikenal agraris.

    Di tengah kemirisan tersebut, lahir sebuah traktor 'hantu' yang bisa bergerak sendiri.

    Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Jalan Sinarmas boulevard, Serpong, Tangerang, traktor berkelir hitam abu-abu itu tampak garang dengan goresan di bagian moncongnya bertulis Autonomus

    Traktor hantu ini bakal membawa sektor pertanian RI ke level yang lebih tinggi.

    Bila dulu menggarap sawah dilakukan secara manual, dengan sentuhan teknologi yang dimiliki traktor ini sekarang bisa dilakukan dengan cara yang lebih menyenangkan.

    Autonomus memiliki kemampuan untuk menggarap lahan pertanian secara otomatis dan bisa dikendalikan melalui perangkat elektronik, seperti laptop maupun android.

    Canggih bukan?

    Diharapkan, traktor ini bisa menjadi penarik minat generasi milenial untuk mau terjun ke sektor pertanian.

    Modifikasi Autonomus dipimpin oleh Sigit Tri Wahyudi dan Lilik Tri Mulyantara di bawah tanggung jawab Kepala Bidang Kerjasama dan Pemberdayaan Hasil Perekayasa Agung Prabowo.

    "Sekarang berkurang (jumlah petani). Untuk mendukung itu kita harus merancang alat mesin pertanian (alsintan). Tapi terkait sekarang sudah tekonologi 4.0 jadi memanfaatkan lebih luas internet, kita mencoba membuat traktor tanpa awak operator kan melalui komputer. Kita program komputer tanpa awak," jelas Agung kepada detikFinance, baru-baru ini, dilansir dari Detik.

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan angka penurunan minat bertani juga terlihat di diaerah Subang. Saat ini patani di sana mengaku membutuhkan alsintan untuk membantu menggarap lahan sawah.

    Padahal di tahun 1990-an, daerah tersebut, kata Agung, menolak adanya pengadaan alsintan karena dianggap mengancam pekerjaan petani.

    "Nggak ada alih generasi itu kan berarti berkurang tenaga kita dan itu terbukti di daerah Subang. Dulu mereka itu anti terhadap adopsi alat-alat pertanian bahkan pernah kita mau menerapkan alsintan di sana, alsintannya mau dibakar tahun 1990-an ya. Nah, tapi sekarang mereka mencari, itu artinya berkurang kan (jumlah petani)," terang dia.

    Selain itu, modifikasi traktor ini juga dinilai mampu mengajak anak-anak muda untuk kembali berminat menjadi petani. Pasalnya, anak muda yang identik dengan gadget bisa memanfaatkan hal ini.

    "Ke depannya populasi android sudah biasa kan semua pakai medsos lagi. Jadi nggak kaget lagi dan itu sudah menarik minat pemuda-pemuda petani balik ke desa mereka. Itu salah satu tujuan kan kita lihat perilaku anak muda sesuatu yang menarik, gampang dan ada pembaharuan jadi ada gengsi jadi pas menciptakan itu berushaa menarik adik-adik kita kembali ke desa," jelasnya.

    Sementara itu, Autonumus sendiri baru masih dalam tahap pengembangan prototipe. Rencanannya, tahun depan baru akan ditawarkan kepada perusahaan yang mau memproduksi secara massal. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sssst! Ada Traktor 'Hantu' yang Bisa Jalan Sendiri
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar