Daftar Isi
Foto: Pendaki Riau
LancangKuning.Com, RIAU - Dua pendaki asal Riau, Erdy Damanik dan Ahmad Fadillah berhasil menginjakan kakinya di Uhuru Peak, Puncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika, Jumat (9/11/2018).
Setelah menempuh perjalanan 5.895 Mdpl, Erdy Damanik dan Ahmad Fadillah dengan bangganya membentangkan bendera lambang Provinsi Riau, dan memakai tanjak khas Riau, seperti yang sudah mereka rencanakan sejak awal keberangkatan dari tanah air tercinta.
Erdy menceritakan, pengalamannya mendaki gunung tertinggi di Afrika itu dengan suka cita dan haru. Apalagi dengan pemandangan yang belum pernah ia lihat di puncak-puncak pegunungan lainnya.
''Saat di puncak, rasanya sangat luar biasa, pengalaman tak terlupakan, bisa menapakkan kaki di tempat tertinggi di benua Afrika,'' kata Erdy kepada Tribunpekanbaru.com, melalui pesan whatsappnya sebagaimana dikutip GoRiau.com, Sabtu pagi.
Terjengkang Diatas Es
Apalagi saat berada di puncak ia mendapati salju yang masih cukup banyak. Ia juga sempat merasakan terjengkang di atas es sebelum memasang sepatu anti slip.
''Pemandangannya juga luar biasa, dengan salju abadi. Saya sempat juga merasakan bagaimana terjengkang di atas es. Saat berjalan di atas es, sebelum sepatu dipasang grips crampon atau alat bantu anti slip di ice,'' tuturnya.
Pengalaman lainnya dari perjalanan menuju puncak Kilimanjaro menurut Erdy adalah, selalu menjaga harapan untuk bisa mencapai puncak.
''Walau fisik sudah terkuras dari hari pertama pendakian, tapi kami tetap menjaga harapan untuk mencapai puncak Uhuru Peak,'' imbuhnya.
Keduanya sampai di puncak Kilimanjaro pada 9 November 2018, dengan waktu berbeda, karena mereka sempat terpisah.
Ahmad Fadillah sampai pada pukul 07.00 waktu setempat, atau pukul 11.00 WIB, sedangkan Erdy Damanik sampai di summit Uhuru Peak pada pukul 09.00 waktu setempat, atau sekitar pukul 13.00 WIB.
''Fadil jam 7 tadi summit di Uhuru Peak, aku jam 9 summit di Uhuru Peaknya. Sejak tiba di Kibo Hut yakni di ketinggian 4.720 meter, signal benar-benar nggak ada. Dari Kibo Hut perjalanan menuju puncak kami lakukan jam pukul 23.25 dengan didampingi dua guide. Karena Fadil tiba duluan di puncak, dia tidak sempat memakai tanjaknya, karena tanjak ada di carierku, dan tidak mungkin berlama lama di puncak Kilimanjaro, karena sangat dingin," ulas Erdy.
Dijelaskannya, dari stella point atau titik pertemuan jalur pendakian rute macame dan marangu, ke Uhuru Peak, menurutnya bisa di tempuh dalam waktu 30 menit. Saat ini keduanya sudah mulai turun kembali.
Sebagaimana diketahui, Kalimanjaro merupakan salah satu di antara 7 pendakian yang sudah direncanakan sejak dua puluhan tahun lalu oleh Mapala Humendala.
Seven Summit meliputi, Gunung Jaya Wijaya di Indonesia (4.884 mdpl), gunung Vinson di Antartika (4.897 mdpl), gunung Elbrus di Rusia (6.962 mdpl), gunung Kalimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl) gunung Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl), gunung Denali di Alaska (6.194 mdpl) dan gunung Everest di Nepal dan Tibet (8.848 mdpl).
Pendakian menuju puncak Kalimanjaro merupakan pendakian kedua, setelah sebelumnya pada tahun 1996 Mapala tersebut juga melakukan ekspedisi ke salah satu gunung di Papua, Jaya Wijaya, yakni Puncak Cartenz. Selanjutnya mereka juga ada rencana akan melanjutkan kegunung Elbrus di Russia dalam waktu yang belum ditentukan.
Sebagaimana diketahui, Kilimanjaro merupakan gunung tertinggi di Benua Afrika dengan ketinggian 5.895 mdpl dan masuk ke dalam jajaran 7 gunung tertinggi di dunia.
Di sana beriklim tropis, dan suhu rata-rata di permukaan adalah 25-30 derajat celcius, dan di puncaknya bisa mencapai -20 derajat celcius. Gunung yang berada di Tanzania ini merupakan salah satu destinasi favorit pendaki dunia.
Dari sejumlah ulasan para pendaki, tidak seluruh pendaki sampai di Puncak Kilimanjaro, bahkan persentasenya tidak sampai 50 persen. (*)
Sumber.Goriau
Komentar