Sayed Assegaf Fasilitasi BIG Terkait Pemetaan Daerah di Riau

LancangKuning.com - Badan Informasi Geospasial (BIG) Republik Indonesia (RI) taja sosialisasi pemetaan daerah dengan tema “Satu Referensi Geospasial Dalam Mendukung Pembangunan Daerah” yang diadakan di Premier Hotel, Selasa (25/09/2018).

Inspektur BIG Sugeng Prijadi mengatakan Sumatera adalah salah satu wilayah yang pertama kali di - update datanya, dan pasca - tsunami Aceh, datanya sudah diperbaharui.

"Sekitar tahun 2013-2014-an lah. Jadi untuk Sumatera sudah terpetakan,” ujarnya.

Sugeng menyatakan bahwa data yang disampaikan harus sesuai dengan pemetaan batas desa kartu metrik, sebagaimana instruksi dari Presiden Joko Widodo tentang pembangunan di daerah pinggiran.

Semua diinstruksikan untuk mempercepat detail tata ruang dengan menggunakan peta skala desa.

“Maka dari itu BIG menggunakan citra satelit resolusi tinggi, demi mendapatkan informasi batas desa mendekati keakuratan dengan margin kesalahan yang minimal,” katanya.

Sugeng menekankan bahwa BIG bukan penetap batas, melainkan badan yang berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Yang melakukan penetapan tapal batas adalah dari Kemendagri, namun berdasarkan rekomendasi kita (BIG-red),” seru Sugeng.

Staf komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Sayed Abubakar A Assegaf yang juga sebagai fasilitator mengatakan, tujuan mendatangkan BIG adalah untuk memberikan wawasan pada masyarakat akan peran pemetaan tapal batas dan juga sebagai pengenalan tentang fungsi dari BIG.

“Semoga BIG ini dapat dioptimalisasi oleh lurah-lurah untuk pemetaan yang lebih akurat,” harapnya.

Sayed berharap tidak ada lagi daerah-daerah mempermasalahkan tapal batas dan memanfaatkan momentum BIG yang sedang fokus pada pemetaan di sumatera. BIG akan melakukan koordinasi pemetaan dengan pemangku daerah pada tanggal 15-22 oktober 2018 nanti.

“Tujuannya supaya kepala-kepala desa tidak bingung akan fungsi dari BIG ini,” tutupnya.