Daftar Isi
Foto: Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio (kiri) bersama Gubernur Riau, H Syamsuar (kanan) ketika hadir pada acara Indonesian Creative Cities Festival (ICCF), pada Kamis (26/11/2020) malam, di rumah Sanur Creative Hub, jalan Danau Poso, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Lancang Kuning, PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar ketika hadir pada acara Indonesian Creative Cities Festival (ICCF), pada Kamis (26/11/2020) malam, memaparkan program Ekonomi kreatif (Ekraf) di depan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio
ICCF digelar oleh Indonesian Creative Cities Network (ICCN), di rumah Sanur Creative Hub, jalan Danau Poso, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, 26-28 November 2020. \
Baca Juga: Menimalisir Resiko Bencana, Kominfo Kota Pariaman Buat Aplikasi SAMPAN
Kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Gubri Syamsuar menyampaikan, bahwa sektor ekraf di Riau, pada sub sektor kuliner ada 35 persen, seni pertunjukan 20 persen, kriya 17 persen, fesyen 13 persen, musik 8 persen dan film 4 persen.
"Baju yang saya pakai ini bagian dari fesyen yang ada di Riau. Ini merupakan batik Riau yang tak kalah menarik dengan batik yang ada di pulau Jawa," kata Syamsuar, sambil menunjukkan batik yang ia pakai, kepada Menparekraf Wishnutama.
Baca Juga: Kader PDIP Andreau Pribadi Serahkan Diri, Harun Masiku Apa Kabar?
Dijelaskannya, Riau juga memiliki kerajinan rotan yang sudah menembus pasar internasional. Yakni, Amerika, Qatar, Dubai, dan Malaysia. Pada sub sektor kuliner Riau mempunyai ketan talam durian, yang pernah meraih Anugerah Pesona Indosia pada tahun 2019 lalu.
"Riau telah mengembangkan arah kebijakan, sasaran, program, dan pemegang kepentingan terkait pengembangan ekonomi kreatif dan memiliki komitmen melalui Perda nomor 12 tahun 2015 tentang perlindungan dan pengembangan ekonomi kreatif," Syamsuar mengungkapkan.
Baca Juga: Bima Arya Ungkap Kondisi Rizieq Masuk RS Ummi Bogor
Selain itu, ia menyebutkan bahwa Riau telah juga mendatangi MoU dengan ICCN yang merupakan bentuk komitmen kalau Riau akan menjadi tuan rumah ICCF pada tahun 2021. Kemudian, provinsi yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu, telah memiliki program pengembangan ekonomi kreatif terpadu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2019-2024.
Lalu, juga telah menyusun peta jalan perkembangan Ekraf di Riau, membentuk Badan Riau Creative Network di kabupaten/kota di Riau, pembentukan Komisi Film Daerah provinsi Riau, membentuk kepengurusan baru Dewan Kesenian Riau, dan pada tahun 2021 akan membangun Riau Kreatif Hub.
Baca Juga: BPBD Riau: Banjir Kampar Diprediksi pada Desember-Januari
"Visi dan Misi ekraf Riau yakni, terwujudnya ekonomi kreatif di Riau, yang berdaya saing dan unggul sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat," sebut, Gubri Syamsuar.
Sementara, Menparekraf Wishnutama mengatakan, kekuatan bangsa Indonesia adalah kreatifitas dan keramahan. Ia mencontohkan, Bali begitu populer di dunia, karena mengkombinasikan kreatifitas dan keramahan.
"Nah, saya sendiri adalah orang yang merangkak dari bagian kreatifitas. Pernah memimpin berbagai media hanya dengan modal kreatifitas. Tapi kreatifitas saja tidak cukup, kita harus belajar soal keuangan, manajemen, HAKI, akses permodalan, dan badan hukum. Sehingga upaya kita dalam berkreatifitas saling bersambut, saling menopang dan mempunyai nilai yang lebih besar," kata Wishnutama.
Menurut Wishnutama, para pelaku Ekraf harus punya nilai jual dan harus tau pemasaran. Bagaimana memanfaatkan era digital untuk pemasaran dan publikasi. Ekosistem inilah yang harus dibangun untuk menuju ke kualitas kreatifitas dan mensejahterakan ekonomi kedepan.
"Jangan sampai Indonesia menjadi pangsa pasarnya kreatifitas bangsa lain. Bangsa Indonesia harus menjadi tuan di era kemajuan sekarang ini. Ini adalah hal yang penting. Nah, ini adalah salah satu upaya Kemenparekraf untuk mengembangkannya kedepan," ujarnya.
"Kenapa kita harus fokus ke ekonomi kreatif, karena ekonomi kreatif tidak ada habisnya. Sementara, sumber daya alam akan bisa habis. Kalau ekonomi kreatif akan semakin bertambah dan banyak. Tapi harus mempelajari ekosistemnya. Sehingga bisa menjadi kreatif-kreatif yang unggul untuk Indonesia ke depan," tandasnya. (LK)
Komentar