"Jeritan Bahari"

Daftar Isi

    LANCANGKUNING.COM - Oleh Retno Ningrum, Mahasiswa Universitas Riau

    Karang tak berpenghuni
    Saksi bisu ratapan alam kian merintih
    Rasa laut kini telah berubah ironi
    Disuguhi kopi, plastik, kayu, dan besi

    Lautku dicemari
    Tetapi mereka diam meringkuk jari
    Ikanku perlahan mati
    Mereka tunduk, pura-pura tuli
    Bicara seribu bahasa, kian sesak rongga dua samudera

    Di bibir pantai Selat Malaka
    Aku bercerita tentang rakyat jelata diselimuti nestapa
    Kulihat air mengalir tukar warnanya
    Dari perahu kusam penuh luka
    Tercecer nanah kauusap jua
    Nelayanku dirundung gelap gulita
    Siapa lagi?
    Kalau bukan pencuri biadab tak punya hati
    Dua pertiga luasnya lautan
    Masih ada nelayan mendayung sampan
    Terlilit hutang demi kebutuhan
    Sedang kapal-kapal berkakuan di pelabuhan
    Setelah menyapu lautan, berdarah laut
    Pukat harimau namanya
    Seluruh ikan dan karang direnggut
    Berpuluh-puluh tahun, kita mengendap duka yang agung
    Kau punya wajah, terkikis abrasi dan hilang

    Aku jatuh…
    Jatuh pada palung terdalam
    Ditarik gelisah yang telah silam
    Negeri beribu pulau
    Tujuh turunan takkan habis
    Jika kalian tak berpura mati
    Hidup pun seolah buta dan tuli.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel "Jeritan Bahari"
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar