Daftar Isi
Foto: Muhammad Syafaat bersama Kepala Rayon PLN Air Molek
Lancang Kuning, INHIL -- Anggota DPRD Kabupaten Indragiri Hulu Muhammad Syafaat SHi menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait listrik.
Menindaklanjuti keluhan tersebut, Muhammad Syafaat melakukan pertemuan dengan Kepala Rayon PLN Air Molek, Selasa (2/6) di Kantor PLN Air Molek.
Baca Juga: 51,36 Juta Penduduk Ikut Sensus Online, Bagaimana yang Belum?
"Pertemuan ini dalam rangka menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pihak PLN, sekaligus saya minta dibekali pengetahuan terkait PLN. Karena memang banyak sekali masyarakat yang menyampaikan aspirasi terkait BUMN kita ini," kata anggota Komisi 1 tersebut.
Syafaat menyampaikan, selain fungsi yang melekat sebagai anggota dewan, partainya juga menambah fungsi lain bagi anggota dewan dari PKS, yakni advokasi.
Baca Juga: Eks Sekretaris Mahkamah Agung dan Menantu Ditangkap KPK
"Melalui fungsi ini, kita mempunyai tanggung jawab lebih untuk mencari solusi dari masalah dan keluhan warga yang kita wakili sebagai anggota dewan," sebut Ketua Fraksi PKS ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, ada tiga hal yang disampaikan Muhammad Syafaat. Pertama, soal pemadaman listrik. Kedua, pemasangan tiang listrik. Dan ketiga, masalah pohon-pohon yang kerap mengganggu kabel-kabel listrik milik PLN.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
"Di daerah Lirik, misalnya, dari kunjungan kita ke sana beberapa waktu lalu, ada jalan yang sudah ada sejak 10 tahun lalu, tapi tiang listrik belum sampai ke sana. Kondisi gelap itu membuat warga di sana khawatir muncul berbagai tindak kejahatan," sebutnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala PLN Rayon Air Molek Amran menyampaikan beberapa hal.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Menurut Amran, pada prinsipnya, pihak PLN -- sama halnya dengan masyarakat -- tidak menghendaki adanya pemadaman listrik.
"Jadi, kalau matinya itu terencana, maka kita umumkan sebelumnya ke masyarakat melalui media. Baik melalui WhatsApp, di media sosial, media online dan sebagainya,' jelasnya.
Warga juga kerap mengeluhkan listrik kerap padam pada saat magrib dan subuh hari. Ternyata, penyebabnya adalah binatang. Sebab, pada waktu-waktu tersebutlah mereka keluar dan pulang mencari makan.
"Karena jaringan kita itu kan 80 persennya ada di kawasan hutan," terang Amran.
Amran menyampaikan, setiap hari pihaknya menugaskan dua tim untuk berkeliling mengawasi dan menebang pohon yang menggangu jaringan atau kabel-kebel milik PLN.
"Dua tim itu selalu berkeliling tiap hari. Tujuh kilometer sehari. Dan itu ada bukti fotonya sebagai laporan. Itu dilakukan secara kontinyu," terang Amran.
Terkait tiang, Amran menuturkan, tidak setiap tiang menjadi tanggung jawab pihak PLN. Sebab, investasi per tiangnya cukup mahal.
"Makanya, kalau ada kemungkinan dari pemerintah daerah membantu menyediakan tiang, kita siap membantu tegangan. PLN dan pemda bisa bekerjasama untuk mengoperasikannya," tutup Amran.
Amran menambahkan, pihaknya sendiri mengaku kewalahan karena panjangnya jaringan yang mesti diawasi.
"Tapi kita selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik. Kita tidak tertutup dan selalu terbuka. Silakan masyarakat mencari apapun informasi tentang PLN," beber Amran. (LK)
Komentar