WHO: Pandemi Virus Corona Masih Jauh dari Berakhir

Daftar Isi

    Foto: Virus Corona

    Lancang Kuning, JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Rabu bahwa pandemi virus corona masih jauh dari berakhir, setelah penambahan harian kasus virus corona di dunia mencapai angka tertinggi.

    WHO mengatakan 106.000 kasus baru telah dilaporkan dalam 24 jam terakhir.

    Baca Juga:  Habib Viral, Perlu Ilmu Kuasa Konglomerat Atasi Pejabat

    Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus secara khusus menyatakan keprihatinan akan meningkatnya infeksi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

    Peringatan itu muncul seiring jumlah total kasus mendekati lima juta.

    Baca Juga: Melawan Petugas, Habib Umar Assegaf Bangil Dipolisikan

    Dilansir dari Viva (BBC), Tonggak yang suram itu tampaknya akan dicapai dalam waktu kurang dari dua pekan setelah dunia melewati angka empat juta.

    Para ahli memperingatkan bahwa jumlah sebenarnya dari infeksi kemungkinan jauh lebih tinggi, karena tingkat pengujian yang rendah di banyak negara memiringkan datanya.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    Lebih dari 326.000 orang diketahui telah meninggal dengan virus corona di seluruh dunia, menurut penelusuran Universitas Johns Hopkins.

    AS masih menjadi negara yang paling terdampak, dengan lebih dari 1,5 juta kasus dan 92.000 kematian sejauh ini.

    Apa kata WHO?

    "Dalam 24 jam terakhir, ada 106.000 kasus dilaporkan ke WHO yang terbanyak dalam satu hari sejak wabah dimulai," kata dr. Tedros dalam konferensi pers pada hari Rabu.

    "Hampir dua pertiga dari kasus ini dilaporkan hanya di empat negara," tambahnya.

    Dr. Tedros kemudian memperingatkan bahwa dunia masih menghadapi "jalan panjang untuk dilalui dalam pandemi ini".

    Peringatan itu ia sampaikan ketika sejumlah negara, termasuk AS, mulai melonggarkan pembatasan karantina wilayah.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Pada temu media terbaru, dr. Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO, juga menentang penggunaan obat malaria kloroquin dan hidroksikloroquin sehubungan dengan COVID-19.

    Hal itu ia lakukan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah meminum obat tersebut dalam upaya menangkal virus, meskipun pejabat kesehatan publiknya sendiri memperingatkan tentang penggunaannya.

    "Pada tahap ini, (baik) hidroksikloroquin atau kloroquin belum terbukti efektif dalam pengobatan Covid-19, atau dalam profilaksis (pencegahan) untuk tidak terserang penyakit ini," kata Dr Ryan.

    "Sebenarnya, kebalikannya, dalam hal itu peringatan telah dikeluarkan oleh banyak pihak berwenang mengenai potensi efek samping dari obat tersebut."

    Terlepas dari kekhawatiran ini, kementerian kesehatan Brasil mengeluarkan pedoman baru pada hari Rabu yang menyetujui penggunaan yang lebih luas kedua obat tersebut dalam kasus virus corona dengan gejala ringan.

    Brasil saat ini dipimpin menteri kesehatan ketiganya dalam beberapa pekan, setelah dua menteri terakhir berselisih dengan Presiden Jair Bolsonaro atas penanganannya terhadap wabah virus.

    Negara tersebut kini mencatat lebih dari 270.000 infeksi COVID-19 yang terkonfirmasi, terbanyak ketiga di dunia, dengan tambahan hampir 20.000 kasus pada Rabu saja.

    Dengan peringatan para ahli bahwa negara ini masih beberapa minggu lagi sebelum mencapai puncaknya, ada kekhawatiran khusus tentang penyebaran virus yang cepat di daerah-daerah miskin dan masyarakat adat. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel WHO: Pandemi Virus Corona Masih Jauh dari Berakhir
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar