Daftar Isi
Lancang Kuning - Sepasang Suami Istri yang positif terinfeksi virus corona atau Covid-19, harus dirawat di rumah sakit. Saat masih dirawat itulah, keduanya merayakan ulang tahun pernikahan ke-50 dengan cara berpegangan tangan, sambil berbaring di ranjang masing-masing.
Diketahui, kisah romantis Suami Istri tersebut dialami Sandra dan suaminya, Giancarlo. Mereka merayakan ulang tahun pernikahan ke-50, atau pernikahan emas, di ruang perawatan intensif (ICU) rumah sakit di Italia.
Di mana, petugas medis berusaha mempertemukan mereka. Dilansir Kompas.com, pasangan berusia 71 tahun dan 73 tahun itu berpegangan dengan ventilator di wajah mereka, saat dirawat di Rumah Sakit Murri, di Fermo, Marche, Italia.
Roberta Ferretti, perawat reanimasi rumah sakit, mengatakan bahwa Sandra dan Giancarlo akan merayakan 50 tahun pernikahan mereka.
"Sandra terus menangis bukan karena dirinya, melainkan karena dia mengkhawatirkan suaminya," ujar Ferretti kepada media lokal Italia.
Kepada Ferretti, Giancarlo mengungkapkan betapa sangat mencintai sang istri, meski sudah bertahun-tahun menikah. Karena itulah, Ferretti berpikir mereka harus merayakannya.
Pesta itu hanya berlangsung selama 10 menit. Di mana dalam foto, para perawat berpakaian lengkap mengelilingi mereka, dan membentuk tanda hati.
Dilansir Daily Mail, Selasa (14/4/2020), Ferretti menerangkan mereka menaruh 50 lilin di kue kecil, tapi tak bisa menyalakannya karena dekat mesin oksigen. Setelah itu, mereka memutar mars perkawinan. Bekerja sama dengan tenaga medis lainnya, mereka mempertemukan Suami Istri tersebut.
"Ranjang mereka kemudian ditaruh berdempetan, di mana mereka kemudian berpegangan tangan dengan sisa tenaga yang mereka miliki," kata dia.
Dia mengungkapkan momen yang bahagia saat itu. Dia mengaku momen tersebut begitu emosional dan setimpal dengan kerja keras mereka selama ini. Selama dirawat di ICU, Ferretti menuturkan, Giancarlo berkali-kali mengatakan bagaimana dia sangat mencintai Sandra dan membuat mereka menangis.
Lusisanna Cola, kepala ICU menyatakan, dia selalu mendorong koleganya untuk menggunakan sejarah dan identitas pasien untuk mendorong kesembuhan mereka.
Anak-anak pasangan tersebut, bernama Gianluca dan Andrea, dilaporkan sudah menerima foto perayaan itu dan berterima kasih kepada staf rumah sakit.
"Orangtua kami sudah ditakdirkan bersama. Kami sudah menerima hadiah yang sangat luar biasa," kata Gianluca dan Andrea.
Media setempat memberitakan, pasangan itu sudah dikeluarkan dari bagian reanimasi. Diyakini, mereka akan dipulangkan bersama-sama.
Kisah sedih istri lihat suami meninggal
Sementara, kisah sedih pernah terjadi di Amerika Serikat. Seorang istri melihat langsung detik-detik suaminya meninggal akibat terinfeksi virus corona atau Covid-19. Sang istri menyaksikan kejadian nahas tersebut melalui aplikasi video call bernama Face Time.
Kejadian tersebut dialami seorang wanita asal Amerika Serikat bernama Maura Lewinger. Melalui video call, ia melihat langsung detik-detik suaminya meninggal. Diketahui, Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang juga ikut terdampak akibat virus corona atau Covid-19.
Seorang dari korban Covid-19 di Amerika Serikat tersebut adalah suami Maura, yang berusia 42 tahun. Dilansir dari YouTube CNN Amerika, Maura mengatakan, pada awalnya, sang suami menunjukkan demam dan gejala-gejala virus corona lainnya pada 17 Maret 2020.
Setelah itu, suami Maura mulai kesulitan bernapas. Melihat kondisi tersebut, Maura lantas memaksa suaminya untuk melakukan tes virus corona. Namun, sang suami kukuh menolaknya. Dengan berbagai bujukan dan desakan, sang suami akhirnya mau melakukan tes Covid-19.
Setelah hasil tes Covid-19 suaminya menunjukkan hasil positif, Maura kembali memaksa sang suami untuk dirawat di RS. Setelah menjalani serangkaian pengobatan dan perawatan, suami Maura kemudian dipindahkan ke ICU karena kondisinya semakin memburuk. Selama sang suami dirawat di rumah sakit, Maura selalu setia menelponnya lewat video call.
Meski sang suami tak pernah memberikan responsnya lewat ucapan, Maura yakin bahwa suaminya mendengarkan. Rajinnya Maura menelepon bahkan video call adalah untuk menenangkan sang suami, bahwa ia tak sendirian berada di ruangan tersebut.
“Dia selalu memiliki telinga yang mendengarkan, tidak peduli apa yang kamu bicarakan, Joe selalu mendengarkan."
"Dia selalu merasa seolah Anda adalah orang terpenting di ruangan itu, ” ujar Maura.
"Cukup banyak menghabiskan waktu 24/7 untuk Face Time, mencoba bermeditasi dan menenangkannya, berusaha untuk tidak membiarkannya merasa sendirian," tambahnya.
Bahkan di detik-detik terakhir sang suami menghembuskan napas, Maura masih setia video call. Maura pun menceritakan momen detik-detik terakhir dirinya melihat kematian sang suami akibat Covid-19. Selama video call, Maura meminta sang suami untuk tetap kuat dan bertahan agar bisa sembuh.
Karena, dirinya dan anak mereka sudah menantikan kehadiran sang suami kembali ke rumah.
“Aku memohon padanya untuk tidak meninggalkan kami."
"Saya mengatakan kepadanya bahwa kita semua membutuhkannya," kata Maura.
Setelah itu, Maura pun memberikan lelucon lucu mengingat ketakutan sang suami ketika dilemparkan lap dapur.
"Kita pernah melemparkan lap wastafel dapur kepadanya dan saya khawatir kita tidak punya banyak waktu melakukan itu," ujarnya.
Setelah itu, Maura pun sempat menyanyikan lagu pernikahan mereka untuk membuat suaminya bersemangat sembuh.
“Saya memainkan lagu pernikahan kami untuknya."
"Sang perawat mengatakan kepada saya bahwa dia sangat damai dan tersenyum," ungkap Maura.
Rupanya setelah dinyanyikan lagu pernikahan, napas suami Maura tiba-tiba tersengal-sengal. Dokter pun datang dan memberikan pertolongan. Maura menyaksikan sendiri bagaimana saat itu suaminya sedang sakaratul maut.
Dokter berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kondisi suami Maura. Tetapi, suami Maura tak bisa lagi diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia.
"Lalu, dokter mengambil telepon dan dia berkata, 'Maaf. Tapi tidak ada lagi denyut nadi.'" ungkap Maura mengingat ucapan sang Dokter.
Mengetahui fakta tersebut, Maura pun langsung menangis histeris.
"I'm shattered (saya hancur)," teriak Maura masih memegang ponselnya sambil melihat sang suami ditutup kain.
Setelah kembali tenang dari rasa keterkejutannya, Maura lantas mengucapkan selamat tinggal kepada sang suami lewat video call.
"Selamat tinggal," ujar Maura.
Kemudian, Maura pun memberikan kata-kata terakhirnya untuk suami tercinta.
“Saya berterima kasih padanya karena telah menjadi suami yang paling menakjubkan."
"Bahwa dia membuatku merasa dihargai dan dicintai setiap hari. ”
“Dia menulis padaku surat-surat indah setiap hari untuk dimasukkan ke dalam kotak makan siang saya."
"Saya berterima kasih padanya. Saya berdoa selalu untuknya," tandas Maura.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Terpapar Covid-19, Pasangan Ini Rayakan 50 Tahun Pernikahan dengan Berpegangan Tangan. Sepasang Suami Istri yang positif terinfeksi virus corona atau Covid-19 rayakan ulang tahun pernikahan ke-50 di ruang ICU rumah sakit di Italia. (TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)
Komentar