Kilas Balik Pandemi Corona dari Kasus Pertama hingga Tembus Sejuta

Daftar Isi

    Lancang Kuning Akhir bulan Desember di tahun 2019 kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapat laporan soal wabah pneumonia 'misterius' yang terdeteksi dari Wuhan, China. Awalnya terdapat 44 kasus dilaporkan mengidap pneumonia, dengan 11 pasien dalam kondisi kritis, dan 33 pasien lainnya stabil.

    Beragam spekulasi muncul terkait wabah yang saat itu masih dianggap misterius. Adapula yang mengatakan wabah ini diduga akibat SARS dan flu burung. Namun, Komisi Kesehatan Wuhan menepis dugaan wabah yang disebut berkaitan dengan SARS, flu burung, penyakit pernapasan umum, termasuk influenza.

    Berawal dari pasar hewan

    Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Wuhan. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini dikatakan berasal dari para pedagang di pasar itu, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh pemerintah setempat.

    Hari ke hari, di Wuhan dilaporkan mengalami lonjakan kasus virus yang akhirnya teridentifikasi adalah saudara dari SARS (Severe Acute Respiratiry Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang termasuk virus corona dengan jenis baru.

    Pada tanggal 25 Januari lalu, jumlah kasus di China pertama kali mengalami lonjakan dari awalnya 278 kasus menjadi sebanyak 2.000 kasus. Sementara itu, di luar daratan China pada tanggal yang sama dilaporkan sebanyak 57 kasus.

    Wuhan 'lockdown'!

    Melihat kasus yang terus melonjak, seorang ilmuwan epidemiologis terkenal China, Zhong Nanshan, yang pertama kali mengungkap adanya transmisi virus antarmanusia pada pertengahan Januari 2020, menyatakan bahwa me-lockdown Wuhan adalah satu-satunya pilihan. Cara itu perlu diambil untuk menghambat peningkatan kasus virus corona.

    Keputusan me-lockdown kota Wuhan sejak 23 Januari 2020 pukul 10.00 pagi waktu setempat dilakukan secara bertahap. Hingga akhirnya dalam dua bulan terakhir saat ini Wuhan sudah mulai melonggarkan 'lockdown' karena mengalami penurunan kasus meski ada laporan hampir lebih dari 10 persen terinfeksi kembali usai sembuh.

    Mendapat nama resmi COVID-19

    Pada awal kemunculan, virus corona yang mewabah di Wuhan sempat diberi nama 2019 Novel Coronavirus 2019-nCov. Bukan nama yang spesifik karena novel merupakan kode untuk menandai virus baru. Virus corona penyebab MERS juga sempat diberi nama 2012-nCoV.

    Organisasi kesehatan dunia (WHO) belakangan menetapkan nama resmi untuk penyakit akibat virus baru tersebut, yakni COVID-19 yang diambil dari Coronavirus Disease 2019. Nama virusnya juga ditetapkan, tidak lagi 2019-nCov melainkan SARS-CoV-2.

    Meluas ke seluruh dunia

    Sementara itu, kasus di luar China terus mengalami pelonjakan kasus. Bahkan epicenter wabah tak lagi di Wuhan, melainkan di Amerika Serikat dengan total kasus positif virus corona terbanyak yaitu 216.722 kasus positif dan 5.137 meninggal dunia. Otoritas AS bahkan melaporkan rekor terbaru untuk angka kematian akibat virus corona yang kemudian nama resminya ditetapkan WHO menjadi COVID-19 dalam sehari menjadi 884 orang.

    Indonesia sendiri sempat menepis kabar bahwa seharusnya sudah memiliki kasus. Hingga akhirnya kasus corona pertama kali dilaporkan pada awal Maret lalu. Semua orang mulai digemparkan dengan konfirmasi kasus dari dua warga Depok yang dilaporkan tertular dari warga negara Jepang.

    Hingga Kamis (2/4/2020) pemerintah mengumumkan jumlah terbaru kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia sebanyak 1.790 kasus positif, 112 di antaranya sembuh, dan 170 meninggal. Sementara di seluruh dunia dilaporkan sudah lebih dari 1 juta kasus. Mengutip Worldometers, Jumat (3/4/2020) kasus positif terpapar virus corona SARS-CoV-2 mencapai 1.013.709 kasus.

     

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Kilas Balik Pandemi Corona dari Kasus Pertama hingga Tembus Sejuta
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar