Daftar Isi
Foto: Sejumlah warga harus kehilangan anggota keluarga akibat kerusuhan di New Delhi, India, yang terjadi pekan ini.
LancangKuning.com, DELHI – Sejumlah umat muslim di New Delhi mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman pascakerusuhan tumpah pada Ahad (23/2) lalu. Sebagian muslim lainnya pun mulai menggalang bantuan untuk membantu para korban. Keadaan ini disampaikan mitra Aksi Cepat Tanggap di India, Ahmad Rayhan, kepada ACTNews, Jumat (28/2).
Baca Juga: ACT Segera Kirimkan Bantuan Kemanusiaan untuk Muslim India
Rayhan mengatakan, bantuan dikumpulkan bada salat Jumat di masjid lingkungannya tinggal. “Kami mengumpulkan donasi, bahan makanan, dan pakaian untuk para korban,” cerita mahasiswa yang tinggal 30 kilometer dari New Delhi itu. Keadaan di Delhi berangsur kondusif. Namun, kata Rayhan, tidak dipungkiri ketakutan masih menyelimuti.
Baca Juga: Dituduh Penyebab Penyebaran Virus Corona di Korea Selatan, Pendiri Sekte Minta Maaf
Sucita Ramadinda dari tim Global Humanity Response (GHR) – ACT mengatakan, mitra ACT di India tengah mempersiapkan bantuan medis dan pangan untuk para korban. “Kami terus menghubungi mitra di India. Ada sejumlah mitra ACT yang juga menjadi mitra kami saat implementasi kurban di sana. Kami masih melakukan asesmen hingga saat ini,” jelas Sucita.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Sejumlah bantuan juga dilakukan masyarakat India. Sebagaimana diberitakan India Today, 1.300 personel kepolisian pusat India mendonorkan darah di rumah sakit Guru Teg Bahadur untuk korban kerusuhan Delhi yang dirawat di rumah sakit tersebut. Rumah sakit terbesar di Delhi itu menjadi rujukan pasien kerusuhan dan semua orang yang mencari keluarga mereka.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Kerusuhan yang terjadi pekan ini di Delhi membuat ribuan orang terluka dan 43 orang meninggal dunia. Vandalisme terjadi pada sejumlah masjid dan mushaf Alquran di kota itu.
CNN Indonesia menyebut, Parlemen India menerbitkan undang-undang pemberian kewarganegaraan India kepada para imigran dari tiga negara tetangga: Pakistan, Afghanistan, Bangladesh. Namun, hal itu tidak berlaku bagi imigran muslim. Peraturan ini disebut sebagai pemicu kerusuhan yang terjadi pekan ini.
Komentar