Anggota DPRD Inhu, Bayu Nofyandri Surbakti: PP Khairul Ummah Banyak Lahirkan SDM Unggul

Foto: Bayu Nofyandri Surbakti SH MKn

LancangKuning.com, INHU -- Sejak pertama hadir Pondok Pesantren Khairul  Ummah Batu Gajah, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu telah melahirkan banyak sumber daya manusia (SDM) unggul. SDM ini sekarang berkarya di multi bidang. Dan berkontribusi dalam derap pembangunan di Inhu.

Selama 25 tahun hadir di Inhu, PP Khairul Ummah sudah menghasilkan puluhan ribu alumni. Dan sudah menyebar di berbagai bidang.

Baca Juga: Muhammad Syafaat: Ponpes Khairul Ummah adalah Aset Inhu

Kehadiran PP Khairul Ummah juga dinilai berhasil dalam mengakselerasi pembangunan SDM di Kabupaten Inhu.

Hal ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari hadirnya institusi pendidikan seperti pesantren. Tak hanya di bidang keagamaan dan pendidikan, tapi juga menyentuh berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial politik, dan sebagainya.

Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

"Kita tidak menafikan peran strategis Pondok Pesantren Khairul Ummah dalam memajukan SDM di Inhu. Kita menjadi saksi transformasi pesantren yang kita banggakan tersebut. Mulai dari yang orang tua enggan memasukkan anaknya di sana, sampai saat ini orang tua bangga kalau anaknya masuk Khairul Ummah," kata anggota DPRD Inhu Bayu Nofyandri Surbakti SH MKn, Selasa (20/2).

Menjawab insiden yang menerpa pondok pesantren pimpinan KH Muhammad Mursyid SAg MPDi itu beberapa waktu lalu, Bayu meminta, sebaiknya masalah tersebut jangan dibesar-besarkan.

Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

Menurut anggota Komisi 1 tersebut, proses pembinaan lebih penting dari sekadar membawa persoalan ini ke ranah hukum. Makanya semua pihak diminta aktif mendorong perdamaian antara pelaku dan korban.

"Masalah yang melibatkan anak yang sedang menempuh pendidikan, sebenarnya harus diselesaikan secara kekeluargaan. Tidak mesti berujung di kepolisian," terang Bayu.

Baca Juga: Amankan Kunjungan Presiden Jokowi ke Riau, 3.200 Pasukan Gabungan TNI-Polri Disiagakan

Sebab, menurutnya, bisa merugikan kedua belah pihak. "Anak yang menjadi pelaku, bila sempat dihukum, akan kehilangan masa pendidikannya, juga masa depannya,'' kata anggota legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.  

Bayu melanjutkan, insiden yang terjadi beberapa waktu lalu, sebenarnya bisa terjadi di manapun dan kapanpun.

"Bahkan, sekelas institusi-institusi pendidikan besar di negeri ini, tak lepas dari insiden seperti ini. Bahkan, sampai ada korban nyawa. Sebab, namanya sistem asrama, tentu pengawasan tidak bisa dilakukan 24 jam penuh," katanya.

Namun begitu, Bayu tetap meminta, ke depan, pihak pesantren lebih meningkatkan lagi pengawasan terhadap para santri.(LKC)