Daftar Isi
LancangKuning.com - Puluhan rumah di Desa/Kecamatan Arjawinangun, terendam banjir setinggi punggung orang dewasa, Rabu (5/2) malam. Banjir kali ini, merupakan yang terparah yang pernah melanda wilayah yang berada di barat Kabupaten Cirebon itu.
Camat Arjawinangun Sutismo meninjau langsung kantornya yang tergenang banjir. Sutismo mengatakan, banjir diakibatkan karena hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayahnya sejak pukul 15.00 WIB. Kantor Kecamatan Arjawinangun adalah lokasi yang paling parah tergenang banjir dengan ketinggian di atas 1 meter. Air yang menggenang, menyebabkan 1 unit laptop milik kantor kecamatan terendam. Begitu juga dengan barang-barang lain, seperti kursi dan meja.
Sejumlah personel kepolisian, TNI, BPBD, serta masyarakat setempat nampak siaga. Pasalnya, hujan masih terus mengguyur hingga malam harinya. Demi keamanan, pihak PLN memadamkan listrik di rumah-rumah warga. Akibat banjir, nampak pohon flamboyan roboh dan mengenai tiang serta kabel telkom yang berada di sisi Jalan Pahlawan, tidak jauh dari kantor Kecamatan Arjawinangun.
Akses jalan dari Jalan Raya Pantura menuju wilayah Arjawinangun nampak terputus. Banjir yang menggenang, cukup membahayakan pengendara yang melintas, karena arus yang cukup deras. “Tahun ini memang yang terparah banjirnya. Mudah-mudahan hujan segera berhenti, dan banjir segera surut,” kata Sutismo.
Selain karena hujan intensitas tinggi, Sutismo menambahkan, air banjir berasal dari kiriman. “Ditambah sungai kecil di sekitar kantor kecamatan juga tidak berfungsi, mentok gak ada alirannya,” ujarnya.
Koordinator Lapangan BPBD, Faozan mengatakan, ada sekitar tujuh personel yang terjun dalam siaga banjir. Diakuinya, hujan deras disertai angin kencang selain mengakibatkan banjir juga pohon tumbang. “Petugas kami melakukan pemotongan pohon tumbang dengan diameter sekitar 70 centimeter,” katanya.
Terkait kondisi rumah-rumah warga, Faozan menyatakan, masih dalam batas aman, dengan ketinggian air sebetis orang dewasa. “Kita juga siagakan perahu karet jika nanti memang dibutuhkan,” katanya.
Beruntung, air sungai di Arjawinangun tidak sampai meluap. Hingga pukul 22.30, listrik di sekitar wilayah terdampak banjir masih padam. Begitu juga air yang menggenang, perlahan mulai surut. “Tahun ini memang banjir terparah. Ada 2 blok rumah yang terendam. Sekarang sudah tiga jam air belum surut juga. Biasanya satu jam juga udah surut,” ujar salah seorang warga setempat, Nurlaela.
Sumber : Radarcirebon.com
Komentar