Gangguan Depresi yang Dialami Kang Daniel

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Kang Daniel, sebuah nama yang tidak asing lagi di dengar bagi pecinta artis korea.  Kang Daniel yang lebih akrab di panggil dengan Daniel ini seorang pemuda kelahiran di Busan, Korea Selatan pada tahun 1996 tentunya jadi idaman para wanita-wanita yang mengenalinya.

    Daniel terjun ke dunia musik dengan instrument vokal yang bergenre K-pop dan Daniel sudah aktif mulai tahun 2017 hingga sekarang. Kang Daniel dikenal oleh banyak orang sejak dia berhasil memenangkan sebuah ajang pada Produce 101 Seasone 2, hal tersebut membuatnya menjadi center pada grup idol yang jebolan dari  Produce 101 Seasone 2 yaitu Wanna One.

    Tidak hanya di terjun di dunia musik Daniel juga sering bergabung di acara televisi baik itu sebagai bintang tamu maupun sebagai anggota tetap. Daniel juga berbagat dalam menghandel jalanya sebuah acara atau biasa disebut sebagai pembawa acara, dimana Daniel berperan sebagai MC Spesial dan bisa juga sebagai MC utama.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    Namun sayangnya karena ada masalah mengenai kesehatan mental dan masalah fisik yang dialaminya, Daniel memutuskan untuk hiatus dari dunia hiburan.

    Dari diagnosis dokter, penyanyi 22 tahun itu mengalami depresi atau masalah ketidakstabilan mental. Menurut American Psychiatric Association, depresi adalah penyakit medis umum dan serius yang memengaruhi secara negatif perasaan, cara berpikir, dan perilaku. Depresi menyebabkan perasaan sedih atau kehilangan minat pada aktivitas yang disukai.

     

    Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik yang dapat menurunkan produktivitas seseorang. Gejala depresi dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan meliputi: Merasa sedih Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang disukai Perubahan nafsu makan yang disertai penurunan berat badan atau kenaikan yang tidak terkait dengan diet Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak Kehilangan energi atau meningkatnya kelelahan Meningkatkan aktivitas fisik tanpa tujuan atau memperlambat gerakan dan ucapan Merasa tidak berharga atau bersalah Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan Memikirkan kematian atau bunuh diri Pada orang depresi, gejala tersebut biasanya terjadi minimal dua minggu.

    Penyakit fisik seperti tiroid, tumor otak atau kekurangan vitamin juga memiliki gejala yang serupa dengan depresi. Depresi dapat menyerang kapan saja, tetapi rata-rata, gejala tersebut pertama kali muncul pada akhir remaja hingga pertengahan 20 tahunan.

    Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Universitas Trunajaya Bontang

    Cara mengobati depresi Kabar baiknya, depresi adalah salah satu gangguan mental yang paling dapat diobati. Sebelum diagnosis atau perawatan, seorang profesional kesehatan harus melakukan evaluasi diagnostik menyeluruh, termasuk wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam beberapa kasus, dokter biasanya melakukan tes darah untuk memastikan depresi bukan karena kondisi medis seperti masalah tiroid. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi gejala spesifik, riwayat medis dan keluarga, faktor budaya dan faktor lingkungan untuk sampai pada diagnosis dan merencanakan tindakan.

     

    Selain hal tersebut, pengobatan depresi juga bisa dilakukan dengan cara berikut:

    1. Pemberian obat

    Susunan kimia di otak juga bisa berkontribusi pada penyebab depresi. Untuk mengatasi hal tersebut, dokter biasanya memberikan antidepresan. Psikiater biasanya merekomendasikan agar pasien terus minum obat selama enam bulan atau lebih setelah gejalanya membaik. Perawatan pemeliharaan jangka panjang mungkin disarankan untuk mengurangi risiko episode mendatang untuk orang-orang tertentu yang berisiko tinggi.

    2. Psikoterapi

    Psikoterapi dikenal juga dengan sebutan terapi bicara. Pengobatan ini biasanya digunakan untuk depresi ringan dan seringkali disertai dengan obat antidepresan. Bergantung pada keparahan depresi, perawatan dengan cara bisa memakan waktu beberapa minggu atau lebih lama. Dalam banyak kasus, peningkatan yang signifikan dapat dilakukan dalam 10 hingga 15 sesi.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Riau

    3. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

    Terapi ini merupakan bentuk perawatan medis yang paling umum digunakan untuk pasien dengan depresi berat atau gangguan bipolar yang tidak bereaksi dengan perawatan lain. Terapi ini melibatkan stimulasi listrik singkat pada otak ketika pasien berada di bawah anestesi.

    Seorang pasien biasanya menerima ECT dua hingga tiga kali seminggu untuk total enam hingga 12 perawatan. ECT telah digunakan sejak tahun 1940-an, dan penelitian bertahun-tahun telah menghasilkan perbaikan besar. Biasanya dikelola oleh tim profesional medis yang terlatih termasuk psikiater, ahli anestesi dan perawat atau asisten dokter.(Umi)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Gangguan Depresi yang Dialami Kang Daniel
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar