Daftar Isi
Foto: BMKG
LancangKuning.com, JAKARTA - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan keterangan perihal isu paparan radiasi nuklir di Laut China Selatan. BMKG menyebut informasi itu telah tersebar namun kebenarannya tidak terbukti.
"Berita adanya paparan radiasi nuklir di Laut China Selatan tidak terbukti," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan pers tertulis, Sabtu (23/11/2019).
Baca Juga: Mau Lolos Tes CPNS? Belajar, Jangan Pakai Jimat
Keterangan pers BMKG itu berjudul 'Tidak Terbukti Adanya Ledakan Nuklir di Laut China Selatan'. Triyono mengatakan, pemantauan dilakukan dari jaringan stasiun monitoring gempa bumi yang masuk ke dalam sistem prosesing di BMKG. Selain itu, terdapat pula analisa rekaman seismik di dua lokasi yang terdekat dengan perkiraan lokasi ledakan nuklir di Laut China Selatan, yaitu Vitenam (DLV) dan Taiwan (TWGB).
Baca Juga: Ahok Masuk, Erick Tohir Lakukan Bersih-bersih
"Tidak terdeteksi adanya anomali sinyal seismik yang menunjukkan akibat dari ledakan nuklir, yang diperkirakan terjadi tanggal 20 November pukul 18.22 Eastern US Time (21 November 2019 pukul 06.22 WIB)" kata Triyono.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Adapun pemantauan dari sensor Radiological Data Monitoring System (RDMS) yang dipasang oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) di 6 lokasi stasiun monitoring CTBTO di stasiun BMKG.
Lokasi tersebut antara lain di Deli Serdang Medan, Lembang Bandung, Kappang Sulawesi Selatan, Kupang NTT, Sorong Papua Barat, dan Jayapura. Serta pemantauan sensor yang terpasang si Stasiun BMKG di Tanjung Pinang Kepulauan Riau, Tarakan kalimantan Utara, dan Gorontalo.
"Kami nyatakan tidak ada terdeteksi adanya tingkat radiasi yang signifikan di lokasi tersebut dibandingkan dengan tingkat radiasi alamiah," jelas Triyono.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu yang tidak benar, khususnya pemberitaan adanya paparan radiasi nuklir di Laut China Selatan yang berdampak di Indonesia.
Isu ini muncul saat Lembaga perlindungan konsumen Rusia, Rospotrebnadzor mengatakan pihaknya telah mendeteksi 'insiden radiasi' di Laut Cihna Selatan pada Jumat (22/11).
"Berdasarkan data yang diterima dari Sistem Pemantauan Lingkungan Global, ada peningkatan radiasi latar di Laut Cina Selatan sehubungan dengan insiden radiasi," kata Rospotrebnadzor dilansir The Moscow Times. (LKC)
Komentar