Pertama Kali, Jumlah Orang Kaya China Kalahkan Amerika Serikat

Foto: Ilustrasi

LancangKuning.com, Jakarta -- Jumlah orang kaya China yang masuk dalam kelompok 10 persen orang terkaya di dunia berhasil menyalip Amerika Serikat (AS). Ini merupakan pertama kalinya jumlah orang kaya China lebih banyak ketimbang orang kaya AS.

Laporan Credit Suisse (CS) yang dikutip dari CNN.com, Minggu (27/10), menyebutkan China menyumbang 100 juta orang pada jajaran 10 persen orang terkaya di dunia.

Baca Juga: Jadwal Indonesia vs Thailand di Final Piala AFF Futsal 2019

Sedangkan, Negeri Paman Sam terpaut tipis di bawah China dengan jumlah orang kaya sebanyak 99 juta orang. Kondisi ini dikarenakan 'ledakan' kekayaan orang China.

Kendati demikian, berdasarkan laporan Credit Suisse, rata-rata kekayaan orang AS lebih tinggi dibandingkan orang China. Yakni, sebesar US$432.365 untuk orang kaya AS, dan US$58.544 untuk rata-rata orang kaya China.

Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Perut Buncit Vs Lembek

Dengan pertumbuhan orang kaya di China, Credit Suisse menyebut China mampu menggantikan Eropa sebagai mesin utama pertumbuhan kekayaan global. Kekayaan China berhasil tumbuh di tengah perang dagang yang membebani perekonomian negara.

"Kondisi perdagangan dan tingkat utang (China) memang menimbulkan kekhawatiran, tetapi tanda untuk tahun-tahun mendatang cukup positif," tulis Credit Suisse dalam laporannya.

Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

Laporan ini menyoroti sejauh mana kekayaan global terkonsentrasi di bagian atas. Tercatat 50 persen penduduk dewasa di dunia memiliki kurang dari 1 persen kekayaan global. Di sisi lain, 10 persen orang terkaya menggenggam 82 persen kekayaan. Lalu, 1 persen orang terkaya menguasai hampir setengah dari aset global.

Untuk berada dalam kategori 1 persen orang terkaya di dunia, membutuhkan aset bersih senilai US$936.400. Sebaran persentase itu menggambarkan ketimpangan kekayaan sejak krisis keuangan 2008.

Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

Sementara, suku bunga rendah dan program pembelian obligasi bank sentral membuat lonjakan aset dari 1persen pemegang kekayaan dunia. Akan tetapi, sejak 2016, porsi kekayaan yang dimiliki oleh 1 persen orang terkaya tersebut menurun.

"Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa ketimpangan kekayaan menurun, bukti yang ada menunjukkan bahwa 2016 mungkin merupakan gambaran untuk masa mendatang," terang Credit Suisse.