Daftar Isi
JAKARTA-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih tetap berada di luar pemerintahan dan menjadi opisisi, meski hanya sendiiri. Karena PKS ingin memberi contoh berpolitik secara sehat.
"PKS ingin memberi contoh budaya politik yang sehat, PKS tidak ingin masuk kabinet karena ingin menghormati partai-partai yang berkeringat memenangkan Jokowi-Ma"ruf Amin," kata Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwain
Pernyataan ini disampaikan Jazuli dengan mencermati safari politik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Jokowi dan Ketua Umum Nasdem Suryo Paloh, yang notabena pada Pilprea 2019 lalu berseberangan.
Jazuli menyatakan sikap PKS itu dilakukan semata-mata ingin menghormati semua partai yang sudah "berkeringat" memenangkan pasangan Jokowi-Ma"ruf Amin dalam Pilpres 2019 lalu.
Lebih dari itu, Jazilul menyatakan PKS ingin memaksimalkan peranan dalam mengawasi pelbagai kebijakan pemerintah melalui parlemen. Apalagi PKS sendiri sudah berada di pemerintahan karena banyak kader yang menjadi kepala daerah di berbagai wilayah Indonesia.
Sementara itu, Partai Geridra belum memutusukan apakah akan masuk kabinet atau tidak alias di persimpangan jalan, sementara PKS memastikan diri berada di luar pemerintaha meski sendirian dengan alasan patuh terhadap etika politik.
Dahniel Azhar Simanjuntak, Juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengatakan tidak benar kalau pertemuan Prabowo dengan para Ketua Umum partai koalisi sebagai agenda lobi-lobi politik untuk masuk ke pemerintah Jokowi.
Menurutnya, sampai saat ini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum menentukan sikap, begitu pula dengan Pak Jokowi.(rie/net)
“Belum ada statement terang dari Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Bahkan Pak Prabowo dari awal mengatakan kami siap jadi oposisi atau bahasa kami mitra kiritis, atau kami siap jadi mitra pemerintah," kata Dahniel kepada wartawan, Senin (14/10/2019).
Kendati demikian, jika Jokowi mempercayai untuk membantu pemerintahannya selama lima tahun ke depan maka Gerindra siap.
Komentar