Operasi RSUD Inhil Molor 6 Jam, Bayi Meninggal Dunia

Daftar Isi

    TEMBILAHAN, Lancang Kuning.Com - Operasi yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Puri Daerah (RSUD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) tidak tepat waktu dari pasangan keluarga Enggi (48) dan Jelita (40), rencana terjadwalkan operasi pukul 08:00 wib pagi, akan tetapi di molorkan (terlambat) sampai pukul 14:00 wib siang.

    Keluarga yang berasal dari warga Tembilahan ini mengaku kesal terhadap pelayanan RSUD.  Pasalnya, pihak rumah sakit seperti tidak memperdulikan kepada  keluarga mereka yang ingin melakukan operasi persalinan.

    "Saya merasa ada indikasi kesengajaan terkait operasi yang dilakukan pihak rumah sakit. Selain memolorkan waktu, dokter yang menangganinya juga tidak memperbolehkan istri saya untuk melihat bayi yang sudah lahir," ungkapnya.

    Selain proses melahirkan, Jelita yang merupakan pasien juga mengesalkan kepada pihak dokter kenapa bayinya tidak dapat ia pegang secara langsung dan tidak dibenarkan untuk dibawa pulang. Padahal, kata Jelita, anaknya lahir dengan sehat dan tidak terindikasi penyakit sedikitpun.

    Tambah ibu jelita, pada hari ke empat melahirkan, kondisi bayi mulai ada perubahan drastis pada kesehatan dan sampai meninggal tidak pernah mendengar kabar baik dari bayinya lagi.

    "Semenjak sudah diambil darahnya  anak saya mulai sakit-sakitan, setiap dapat kabar selalu tidak sehat, sampai hari terakhir Rabu (13/7/2016) meninggal," jelasnya.

    Sementara itu,  dari penjelasan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Dr H Irianto di ruang penyakit dalam RSUD Puri Husada Tembilahan, Jum'at (15/7/2016) bahwa pihaknya sudah melakukan tugas sesuai dengan fungsinya.

    "Kita sudah bekerja sesuai tugas dan fungsi sebagai dokter di RSUD Tembilahan dan sesuai dengan rahasia, kami tetap menjaganya. Kalaupun ingin dimediakan kami akan menjelaskannya," terang Irianto.

    Sementara itu, lanjut Dirut, pasien  sendiri mengalami "Polihidramnion".

    "Polihidramnion adalah kondisi di mana ibu hamil memiliki cairan ketuban terlalu banyak," tambahnya.

    Kenapa tidak diizinkan untuk orang tuanya memegang , kata Irianto, karena memang bayi tersebut harus diberi perawatan khusus.

    "Kami letak bayi tersebut di perawatan khusus, karena begitulah memang tindak lanjut pada anak yang mengalami "Sindrom Down" harus mendapatkan perawatan ekstra," terangnya.

    "Biasanya, Kalau lah memang bayi itu tumbuh besar maka akan seperti anak keterbelakangan mental, tapi sangat jarang anak Sindrom Down berumur panjang," jelasnya.

    Jika seandainya kemarin, lanjut Irianto, pihak kami membiarkan atau tidak melakukan perawatan terhadap pasien disitu yang sangat menyalah. (Ydi)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Operasi RSUD Inhil Molor 6 Jam, Bayi Meninggal Dunia
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar