Sejarah Nama Syarifah Sembilan, Taman Sungai Apit yang Diresmikan Alfedri

Daftar Isi

    Foto: Bupati Siak H Alfedri meresmikan taman Syarifah Sembilan di Kecamatan Sungai Apit

    Lancang Kuning, SIAK -- Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Sungai Apit diresmikan Bupati Siak H Alfedri,  Minggu (20/9/20). Namanya pun sudah diberi, yakni Taman Syarifah Sembilan diabadikan menjadi nama.

    Banyak pihak yang bertanya-tanya, siapa Syarifah Sembilan, kenapa nama Syarifah Sembilan.  Sebab, nama itu tidak familiar di telinga masyarakat Sungai Apit dan Siak umumnya. Bahkan ada pihak yang mengatakan, pemerintah Kabupaten Siak keliru untuk memberikan nama taman itu.

    Baca Juga: Kapolda Riau Turun Tangan Periksa Penanganan Pasien Covid-19

    Camat Sungai Apit,  Wahyudi mengatakan usai peresmian, Syarifah Sembilan adalah tokoh penting dalam sejarah kerajaan Siak. Ia mengakui nama itu belum dikenal secara umum oleh masyarakat. Karena itu pula, Pemkab Siak ingin mengangkat nama tokoh perempuan itu agar dikenal secara luas.

    Wahyudi memaparkan, Syarifah Sembilan adalah Srikandi kerajaan Siak pada zaman Raja Kecik. Ia yang menjaga pintu masuk ke Sungai Siak di kampung Tanjung Kuras.

    Baca Juga: Polisi Setop Kasus 5 Mayat ABK di Freezer di Kepulauan Seribu

    Dari berbagai literatur, srikandi ini mengusir penjajah dengan cara yang unik, yaitu dengan tarian Zapin. Tarian Zapin Syarifah Sembilan ini pernah ditampilkan pada acara Festival Siak Bermadah  2010 yang dibawakan oleh peserta dari kecamatan Sungai Apit.

    "Artinya, di Sungai Apit sendiri sebenarnya sudah diketahui orang cerita tentang Syarifah Sembilan. Tinggal lagi mengangkat kisahnya agar kita semua semakin tahu tentang sejarah kita," kata dia.

    Baca Juga: Kapolda Riau Kerahkan Satgas Pemburu Teking Covid-19 Operasi Yustisi

    Dalam keterangannya, Syarifah Sembilan tercatat di Disdikbud Siak sebagai salah satu situs sejarah di Kabupaten Siak. Syarifah Sembilan merupakan salah satu pejuang dari kalangan Srikandi di zaman  Raja Kecik. 

    Syarifah Sembilan bertugas di benteng yang berada di Tanjung Kuras (sekarang kampung Tanjung Kuras) untuk menjaga kualo pintu masuk Siak. 

    Baca Juga: Arab Saudi Mencekam, Rudal Yaman Hantam Kota Jazan

    Syarifah sembilan juga ikut berperang melawan tentara Portugis. Syarifah Sembilan ini berada di kapal perang di Kualo Siak. Ia masuk ke kapal perang Portugis sebagai seorang penari Zapin untuk menghibur tentara portugis. 

    Dalam kerajaan Siak, Syarifah mempunyai peran yang sangat penting dan strategis. Ia berhasil memainkan peran ganda untuk menumbangkan lawan. 

    Makam Syarifah Sembilan itu berada di Kampung Tanjung kuras. Rencananya makam legenda perempuan Siak ini akan dijadikan Cagar Budaya Kabupaten Siak.

    “Taman ini sudah ramai dikunjungi masyarakat, bahkan sampai mengalahkan Disney Land,” seloroh Wahyudi di sela -sela peresmian taman itu.

    Pihaknya sudah mengusulkan makam itu masuk ke situs cagar budaya, dan sudah ditelusuri sampai ke Tanjung Kuras. Bukti sejarahnya ada tiga makam di kampung tersebut, pertama makam Syarifah Sembilan, Makam Guru Ngaji dan makam Empang Kualo.

    "Saya kira, mari kita besarkan nama ini agar banyak orang yang penasaran dengan perjuangannya. Taman ini dinamakan Syarifah Sembilan sangat baik dan namanya sangat unik," kata dia.

    Sementara itu, Bupati Siak Alfedri mengatakan, Sungai Apit ini adalah bagian dari hidupnya. Ia tidak akan melupakan segala kenangannya di Sungai Apit. Sebab, Alfedri mengawali karirnya dari kecamatan yang berbatasan langsung dengan selat Melaka.

    “Dulu saat pertama bertugas sebagai pegawai, di Sungai Apit inilah saya belajar membuat surat untuk pertama kalinya” kata Alfedri. 

    Ia bilang, banyak hal yang ia pelajari di Sungai Apit, seperti praktik pengabdian pada masyarakat dan bahkan pernah menjadi juri MTQ kecamatan pada cabang pidato.

    “Kami banyak belajar di Sungai Apit ini," ucapnya.

    Terkait taman atau ruang terbuka publik itu, Alfedri menjelaskan manfaatnya adalah untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan (estetika) serta sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat.

    “Mudah-mudahan suatu saat Sungai Apit ini akan menjadi perkotaan yang kita dibanggakan, atau kota masa depan yang tentunya sudah harus disiapkan dari sekarang,” jelasnya.

    Mantan Kaur Kantor Camat Sungai Apit ini menuturkan, pembangunan taman tersebut menelan biaya sebesar Rp1,5 miliar.

    Lokasi taman tersebut berada di bekas kantor camat lama. Sebelum dibangun taman sempat terjadi perdebatan dan akhirnya disepakati untuk dibangun taman kota.

    Di ujung acara Bupati Alfedri membuka kain penutup papan nama tersebut, didampingi oleh anggota DPRD Siak, Sekretaris PU Tarukim, Sekretaris Dinas Kominfo, Kadis Kesehatan, Lurah Sungai Apit dan sejumlah penghulu dan tokoh masyarakat Sungai Apit. (Rls/gs)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sejarah Nama Syarifah Sembilan, Taman Sungai Apit yang Diresmikan Alfedri
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar